Sejarah Gaya Desain Interior Klasik

Desain interior klasik adalah type desain yang terinspirasi berasal dari jaman Eropa kuno abad ke-18 yang mencerminkan kemewahan, elegansi, dan keindahan. Desain ini menggunakan bahan-bahan kayu berkwalitas tinggi dan kain brokat yang diberi sentuhan ukir dan ornamen.

Desain klasik berupa timeless atau abadi, yang artinya tetap eksis dan tidak terikat oleh tren desain yang cepat berubah. Oleh sebab itu, rumah dengan desain klasik adalah pilihan yang tepat jikalau mengidamkan punya rumah yang tetap indah dan elegan dalam jangka panjang.

Desain klasik terdiri berasal dari lebih dari satu elemen, layaknya furniture dengan ukiran detail, dekorasi dinding dengan pola klasik, perabotan dengan bahan natural, layaknya kulit dan kayu, perabotan kuno layaknya jam dan lampu gantung, dan karpet tebal dengan corak floral atau geometris.

Warna yang umumnya digunakan dalam desain interior klasik adalah coklat, kuning, hijau zamrud, dan merah marun. Begitu juga dengan lampu yang digunakan adalah lampu gantung antik yang terbuat berasal dari kristal dan tembaga untuk memberi kesan mewah dan glamour.

Gaya desain ini terlalu sesuai untuk orang yang menghargai kemewahan, elegansi, dan tradisi, sebab punya tata letak ruangan yang simetris dan harmonis. Namun, untuk menerapkan desain klasik, dibutuhkan cost yang memadai besar mampu menerapkannya.

Sejarah Gaya Desain Interior Klasik

Gaya desain klasik punya akar peristiwa yang panjang, berasal berasal dari periode kuno hingga zaman modern. Berikut peristiwa munculnya desain klasik:

1.   Yunani Kuno (sekitar abad ke-8 hingga ke-6 SM)

Salah satu periode awal berasal dari desain interior klasik mampu ditelusuri ulang ke zaman Yunani Kuno. Desain interior Yunani Klasik menonjolkan jatah yang sempurna, kolom Dorik, Ionik, dan Korintik yang megah, dan juga seni ukir dan ornamen geometris yang indah pada arsitektur dan furniture.

2.   Romawi Kuno (sekitar abad ke-1 hingga ke-5 M)

Era Romawi Kuno melanjutkan efek desain klasik berasal dari Yunani dengan beri tambahan sentuhan kemewahan dan keberlimpahan. Bangunan-bangunan mewah layaknya kuil, istana, dan rumah-rumah bergaya klasik menggunakan kolom-kolom besar, mozaik, patung, dan ukiran untuk menciptakan kondisi yang kaya dan anggun.

3.   Renaisans (abad ke-15 hingga ke-17)

Renaisans adalah periode mutlak dalam peristiwa desain klasik. Pada jaman ini, seni dan arsitektur klasik Romawi dan Yunani menjadi sumber ide utama. Para arsitek, layaknya Leonardo da Vinci, Michelangelo, dan Palladio mempengaruhi pemanfaatan elemen klasik dalam dekorasi interior, juga ornamen dan fresko dinding.

4.   Barok (akhir abad ke-16 hingga pertengahan abad ke-18)

Gaya desain klasik Barok ditandai oleh kemewahan yang berlebihan, ornamen yang rumit, dan permainan cahaya dan bayangan. Elemen klasik layaknya kolom, lengkungan, dan ukiran digunakan secara ekstensif untuk menciptakan kondisi dramatis dan anggun.

5.   Rococo (akhir abad ke-17 hingga abad ke-18)

Rococo merupakan perpanjangan berasal dari type Barok, namun dengan sentuhan yang lebih mudah dan elegan. Desain interior Rococo menampilkan ornamen yang lebih rumit dan bermain dengan bentuk-bentuk organik dan lengkungan yang melengkung dengan Jasa Desain Interior Kantor.

6.   Neoklasik (akhir abad ke-18 hingga awal abad ke-19)

Pada periode Neoklasik, desain klasik mengalami revival dengan ide berasal dari seni dan arsitektur klasik Yunani dan Romawi. Gaya ini utamakan pada kesederhanaan, simetri, dan ornamen yang lebih terkontrol daripada jaman Barok dan Rococo. Gaya desain klasik terus berkembang dengan efek berasal dari beragam periode.